Rabu, 05 November 2014

My New SpineCor


Jakarta,
2-11-2014
BackUp Clinic, APL Tower.

     Finally, BackUp Clinic! Jadi, beritanya adalah, postingan ini kubuat dengan SpineCor. Yap, aku sudah pakai itu. Rasanya agak aneh, seperti ditarik dan ditekan dari berbagai arah. Tapi, secara keseluruhan, ini jauh lebih baik dari fiber-brace (brace plastik) yang jika mendengar cerita mereka yang mengenakan amat sangat kaku. Sejujurnya, tidak ada yang sakit atau sangat risih. Selain sangat ketat, brace ini cukup nyaman. Mungkin pada awalnya saja aku merasa sedikit risih. Beberapa jam kemudian aku bahkan sudah lupa pada sensasi baru itu.
     Aku sebenarnya sudah dari kemarin di Jakarta sini. Kami berangkat dari bandung pukul 3 dinihari dan sampai di lokasi pukul 7. BackUp Clinic ada di lt.25 APL Tower, Podomoro City. Sesampainya di klinik, kami duduk dan menunggu kedatangan dr.Natalie. Ya, aku memilih dr.Natalie sebagai dokterku. Mengapa? Karena kami sama-sama perempuan, mungkin jauh lebih nyaman bagiku untuk disentuh olehnya. Semua orang yang ada di BackUp Clinic adalah orang-orang yang ramah, selalu tersenyum dan melayani pertanyaan-pertanyaan kami dengan baik. Suster-suster disana, (ya mereka juga punya suster), sangatlah baik dan berperan sebagai penerjemah karena dokter-dokter disini bukan orang Indonesia.
     Setelah menyerahkan foto X-ray tulangku untuk dianalisis, aku dengan ditemani orangtua dan dua adikku menunggu selama beberapa menit. Setelah itu, suster tersebut memanggilku untuk masuk. Aku masuk bersama Ibu. Di ruangan, kami disambut dr.Natalie yang ternyata sangat ramah. Segera setelah aku duduk beliau menanyaiku tentang skoliosisku. Aku berusaha menjawab sebaik mungkin. Aku mengungkapkan bahwa aku sering sesak napas, terlalu gampang lelah, dan bahuku sering sakit. dr.Natalie mencatat semua keluhanku di kertas. Lalu, kamipun beralih pada hasil analisa dr.Natalie.
     Foto x-ray ku 'terpajang' indah dengan coretan-coretan tangan dr.Natalie. Bisa dilihat dengan jelas tulangku sudah melengkung dengan kurva 37°. dr.Natalie mulai menjelaskan bahwa tulangku ini sudah sedikit parah. Apalagi ditambah dengan adanya rotasi atau perputaran pada tulangku itu. Jadi, tulangku yang ada dibawah lengkungan mengalami perputaran ke kanan sementara yang atas ke kiri. Itulah sebabnya mengapa aku sering sesak napas. Perputaran itu menyebabkan rusukku mendesak bagian depan dan menyebabkan organ dalamku terdesak. Sayangnya, foto x-ray tulangku kemarin tidak dilengkapi dengan foto pinggul dan leherku sehingga dr.Natalie belum bisa memastikan analisa yang benar. Singkatnya, aku harus difoto lagi. Dan kali ini, BackUp Clinic merujukku ke Rs.PIK. Jadilah kami harus pergi kesana.
     Oh iya, sebelum itu, dr.Natalie berkata padaku bahwa penyembuhan skoliosis hanya ada dua secara medis. Yaitu bracing, bagi pasien dengan kurva dibawah 40° dan operasi bagi pasien dengan kurva diatas 40°. Karena kurvaku ada di bawah 40°,maka dr.Natalie menyetujui keingananku memakai brace.
     Setelah itu, dr.Natalie menandai beberapa bagian di punggungku dengan spidol. Setelah itu aku diukur dengan pita ukur untuk menentukan ukuran SpineCor apa yang akan aku pakai. Lalu, sebelum usai, dr.Natalie memberiku nasihat.
     "SpineCor, sekalipun soft-brace, tetaplah brace untuk menahan badan kamu. Dan, belum pernah saya dengar ada scolioser yang bilang pakai brace itu enak. Tapi ini adalah satu-satunya kesempatan kamu. Dan sekali kamu mulai, maka kamu akan berjalan sampai akhir. Selama 18 bulan ini, saya akan memantau perkembangan kamu. Kalau pesat, kamu boleh lepas. Kalau tidak, kita bisa lanjut beberapa waktu sampai tulang kamu berhenti tumbuh. Kamu tidak bisa berbohong, saya tau mana yang pakai brace mana yang tidak. Jadi, jika kita kontrol sebulan sekali nanti, saya bisa tau seperti apa kamu memakai brace-nya. Kalau kamu setuju, kita bisa mulai besok seperti yang kamu mau. Ingat, ini badan kamu, jadi ini keputusan kamu. Tidak ada yang bisa menjaga badan kamu sebaik kamu sendiri." begitu kata dr.Natalie. Tekadku untuk mengoreksi tulangku ini sudah benar-benar bulat, jadi aku menyetujuinya. Setelah make a deal dengan dr.Natalie, aku dan keluargakupun berangkat untuk dirontgen di Rs.PIK.
     Di Rs.PIK tersebut, aku segera pergi ke bagian radiologi. Setelah dirontgen, aku menunggu hasilnya selama 45 menit, setelah itu kami pergi ke rumah saudara kami untuk  menginap disana. Terlalu jauh untuk bulak-balik Bandung-Jakarta. Rasanya tak sabar menunggu besok untuk mengetahui hasil rontgen baruku.
     Keesokan harinya, aku berangkat dari Bekasi (rumah saudaraku tersebut) pukul 8 ke BackUp Clinic karena dr.Natalie menungguku jam 9. Kami sampai sedikit telat disana. Namun, setelah menunggu beberapa saat sambil menunggu hasil foto x-ray ku kembali di analisis, aku pun dipanggil masuk.
     Sekali lagi, foto x-ray ku sudah dicoret-coret. "Untuk remaja yang sedang tumbuh, dan dengan jarak 3 minggu sejak foto terakhir diambil, ini adalah hasil yang bagus. Kurva kamu hanya naik 1°, sekarang 38°." kata dr.Natalie. Fiuh...Lega sekali. Mungkin itu karena aku selalu tidur di kasur keras sejak ditetapkan sebagai scolioser. Tapi... "Kita hanya punya sedikit waktu untuk membenarkan tulang kamu ini. 38° hanya beda 2° dari 40. Jadi, karena keputusan kamu untuk memakai brace ini kelihatannya sudah bulat, saya akan memasangkan brace ini sekarang."
Yeay! Bracing mulaaai!
     SpineCor terdiri dari potongan-potongan kain putih yang disambung-sambung sesuai kebutuhan scolioser. Sebelum dipasang brace, aku dikenai tes macam-macam. Ternyata, tes itu bertujuan untuk menetapkan di tipe skoliosis apakah aku ini. Ya, skoliosis juga ada tipe-nya loh! Agak lama aku berdiri, ternyata dr.Natalie kebingungan menempatkan di tipe apakah aku. Akhirnya, dr.Natalie bilang aku ada diantara RT1 dan RT11. Apa itu RT, aku tak tau=D. Dan bracing pun dimulai. dr.Natalie mulai memasangkan SpineCor itu padaku. Menarik bagian-bagian dari tubuhku yang dianggap miring. Kelihatannya dr.Natalie sedikit bingung karena sering sekali ia  terdengar menggerutu dan gemas terhadap SpineCor itu. Terakhir, ia bilang "I'm gonna kill this brace," dan dengan gemas melepas kancing SpineCor-ku yang lagi-lagi salah ditempatkan. Setelah beberapa saat, akhirnya brace tersebut mengikat erat tubuhku. Rasanya sedikit aneh. Tentu saja, ini kali pertamaku memakai SpineCor. Bahkan untuk duduk pun aku masih canggung karena tidak seperti brace-brace lainnya, SpineCor membelitku dari bagian bahu sampai paha. Gunanya agar membantu pinggulku sejajar dengan bahu. Kemajuanku yang langsung terlihat adalah tinggiku yang naik 2 cm. Mungkin, tulangku sudah sedikit bergeser.
     SpineCor ini benar-benar tidak terlihat dari balik baju. Kecuali, jika seseorang memegang bahu atau pinggangku, mereka akan merasakan suatu benda yang keras. Tapi, sejauh ini, tidak ada yang membuatku minder. Benar-benar menyenangkan, sembuh tanpa menarik perhatian. dr.Natalie memintaku untuk kontrol seminggu kemudian. Aku harus dirontgen lagi agar kemajuanku dengan SpineCor bisa dilihat. Jadi, aku menunggu Minggu besok, untuk melihat sampai mana kemajuanku. Doakan aku, ya!

p.s. : maaf untuk keterlambatan postingan ini, blog ini sempat mengalami gangguan, entah apa:( Terimakasih sudah membaca!

-puterica.